Mensyarahi Gelar
dc.contributor.advisor | - | id |
dc.contributor.author | BISRI, A. Mustofa | id |
dc.date.accessioned | 2020-02-19T08:14:50Z | |
dc.date.available | 2020-02-19T08:14:50Z | |
dc.date.issued | 15-04-2006 | id |
dc.identifier.isbn | - | id |
dc.identifier.uri | http://digilib.fisipol.ugm.ac.id/repo/handle/15717717/10186 | |
dc.description.abstract | Mensyarahi Gelar Oleh: A. Mustofa Bisri Gelar Senopati ing Ngalogo Ngabdurrahman Sayyidin Panotogomo Khalifatullah mula-mula sekali disandang oleh raja Mataram paling besar, Sultan Agung (1613-1645M) yang konon mendapat gelar sultan dari Mekkah. Gelar panjang dalam bahasa campuran Jawa-Arab itu mengisyaratkan bahwa Sultan Agung merupakan raja Jawa sekaligus penguasa Islam yang mengerti Islam. Tulisan ini mensyarahi gelar itu berarti bahwa sang senopati adalah raja (khalifah) atas rakyatnya yang sadar akan kehambaannya kepada Allah dan ingin menata rakyat dan negerinya berdasarkan ajaran agama dengan tetap menjaga tradisi. | id |
dc.language.iso | id | id |
dc.publisher | Kedaulatan Rakyat | id |
dc.subject | Kebudayaan | id |
dc.subject.ddc | 008 Bis m | id |
dc.title | Mensyarahi Gelar | id |
dc.type | Artikel | id |
dc.description.keywords | Kebudayaan | id |
dc.description.pages | 1 hlm. | id |
This item appears in the following Collection(s)
-
Article
Material for original research or scientific investigation