Show simple item record

dc.contributor.advisor-id
dc.contributor.authorEKO, Sutoroid
dc.date.accessioned2020-02-19T08:43:00Z
dc.date.available2020-02-19T08:43:00Z
dc.date.issued31-12-2000id
dc.identifier.isbn-id
dc.identifier.urihttp://digilib.fisipol.ugm.ac.id/repo/handle/15717717/10371
dc.description.abstractDesentralisasi dan otonomi daerah telah berjalan sejak 1999, setelah daerah menunggu dan menuntut otonomi dan keadilan selama beberapa dekade. Selama tujuh tahun terakhir daerah menikmati bulan madu otonomi daerah, yakni bergulat dengan keleluasaan daerah, keragaman lokal dan “pesta” demokrasi lokal. Daerah terus-menerus sibuk melakukan penataan kelembagaan secara internal, sekaligus bertempur dengan pusat yang mereka nilai tidak rela menjalankan otonomi daerah. Pada saat yang sama pemerintah daerah menghapi 1 harapan dan tuntutan masyarakat yang melambung tinggi. Di tempat lain kalangan aktivis dan organisasi masyarakat sipil menyambut otonomi daerah dengan cara berbicara tentang demokrasi lokal, transparansi, akuntabilitas, partisipasi dan pemberdayaan rakyat. Mereka terus-menerus melakukan kajian dan kritik terhadap buruknya penyelenggaraan otonomi daerah. Tetapi pada saat yang sama, publik bahkan orang awam terus bertanya (jika tidak bisa disebut kecewa) apa relevansi otonomi daerah dan demokrasi lokal bagi kesejahteraan rakyat.id
dc.language.isoidid
dc.publisherwww.ireyogya.org.id
dc.subjectKesejahteraan Rakyat; Desentralisasiid
dc.subject.ddc352.9 Eko mid
dc.titleMenuju Kesejahteraan Rakyat Menuju Rute Desentralisasiid
dc.typeArtikelid
dc.description.keywordsKesejahteraan Rakyat, Desentralisasiid
dc.description.pages20 hlm.id


This item appears in the following Collection(s)

  • Article
    Material for original research or scientific investigation

Show simple item record