Show simple item record

dc.contributor.advisor-id
dc.contributor.authorEDI, Ashari Cahyoid
dc.date.accessioned2020-02-19T08:43:17Z
dc.date.available2020-02-19T08:43:17Z
dc.date.issued31-12-2004id
dc.identifier.isbn-id
dc.identifier.urihttp://digilib.fisipol.ugm.ac.id/repo/handle/15717717/10373
dc.description.abstractDi Indonesia hampir tak ada kota yang tidak dijangkiti “virus” penggusuran.Tak berbeda dengan yang sudah-sudah, penggusuran yang dilakukan Pemda DKI ini diwarnai tindak kekerasan. Serupa dengan sebelumnya, penggusuran lagi-lagi meninggalkan kesusahan hidup bagi kaum miskin kota, yang umumnya bekerja di sektor informal. Dan, untuk kesekian kalinya, lembaran buram kinerja Pemda di bidang penataan kota kian bertambah tebal. Dari segi pemikiran, perubahan pola perspektif dalam memandang kemiskinan, urbanisasi, pemukiman kumuh, dan semua yang selama ini dianggap “sampah” adalah niscaya. Pembongkaran nilai dan keyakinan atas segala sumber kebrobrokan sulit ditawar. Saya rasa, masyarakat kita terlalu lelah untuk untuk dipaksa berlari dalam pacuan modernisasi. Atau kalau dibalik, modernisasilah yang sedang kelelahan—modernization fatigue—sehingga derap langkahnya sudah tak beraturan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherwww.ireyogya.orgid
dc.subjectPenggusuranid
dc.subject.ddc711.1 Edi kid
dc.titleKebijakan Sampah Itu Penggusuranid
dc.typeArtikelid
dc.description.keywordsPenggusuranid
dc.description.pages4 hlm.id


This item appears in the following Collection(s)

  • Article
    Material for original research or scientific investigation

Show simple item record