Pangan Tak Pernah Berdaulat
dc.contributor.advisor | - | id |
dc.contributor.author | SUBANDRIYO, Toto | id |
dc.date.accessioned | 2020-02-19T09:00:11Z | |
dc.date.available | 2020-02-19T09:00:11Z | |
dc.date.issued | 31-12-2007 | id |
dc.identifier.isbn | - | id |
dc.identifier.uri | http://digilib.fisipol.ugm.ac.id/repo/handle/15717717/10493 | |
dc.description.abstract | PANGAN (TAK PERNAH) BERDAULAT Oleh: Toto Subandriyo Sumber: Kompas, 11-01-2007 Untuk kesekian kalinya kita melihat cara pemerintah mengatasi masalah ketahanan pangan nasional ala pemadam kebakaran. Beberapa waktu yang lalu pemerintah memutuskan mengimpor beras 500 ribu ton yang akan datang bertahap dari akhir Januari hingga Februari 2007. Lengkap sudah kondisi paradoksal negeri agraris berlahan subur yang menghasilkan berbagi komoditas tanaman pangan melimpah. Namun semua keunggulan itu tidak cukup untuk menjadikan negeri ini berdaulat di bidang pangan. | id |
dc.language.iso | id | id |
dc.publisher | Kompas 11-01-2007 | id |
dc.subject | Politik Pangan | id |
dc.subject.ddc | 32:631 Sub p | id |
dc.title | Pangan Tak Pernah Berdaulat | id |
dc.type | Artikel | id |
dc.description.keywords | Politik Pangan | id |
dc.description.pages | 2 hlm. | id |
This item appears in the following Collection(s)
-
Article
Material for original research or scientific investigation