Show simple item record

dc.contributor.authorMadiyant, Muslikh
dc.date.accessioned2025-09-23T06:43:28Z
dc.date.available2025-09-23T06:43:28Z
dc.date.issued2012-07-03 00:00:00
dc.identifier.issn-
dc.identifier.urihttps://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/611
dc.identifier.urihttp://digilib.fisipol.ugm.ac.id/repo/handle/15717717/24852
dc.description.abstractMenyetarakan film dan narasi sebagai suatu pasangan, pada mulanya tidaklah jelas asal usulnya (Jaques Aumont, 1983) sebab ketika diketemukan kali pertama, film tidak begitu saja secara masif naratif. Film sebagai perangkat, pada mulanya, lebih cenderung memainkan penyelidikan ilmiah, memainkan perangkat pelaporan atau dokumentasi, perpanjangan lukisan, atau bahkan sekadar tontonan. Dalam kata lain, seni film pada awalnya lebih diterima sebagai alat perekam yang tidak ditujukan untuk menuturkan cerita dengan cara-cara spesifik.
dc.formatapplication/pdf
dc.language.isoeng
dc.publisherFaculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada
dc.relation.urihttps://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/611/401
dc.rights['Copyright (c) 2012 Muslikh Madiyant', 'http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0']
dc.subjectnan
dc.titleEstetika Sinema Elektronik dalam Kasus Narasi Si Doel Anak Sekolahan
dc.typeArticle
dc.identifier.oaioai:jurnal.ugm.ac.id:article/611
dc.journal.info['Humaniora; Vol 10, No 1 (1998); 68-75', '2302-9269', '0852-0801']


This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record