Show simple item record

dc.contributor.authorIbrahim, Julianto
dc.date.accessioned2025-09-23T06:46:27Z
dc.date.available2025-09-23T06:46:27Z
dc.date.issued2012-08-03 00:00:00
dc.identifier.issn-
dc.identifier.urihttps://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/765
dc.identifier.urihttp://digilib.fisipol.ugm.ac.id/repo/handle/15717717/24963
dc.description.abstractSetelah jatuhnya rejim Suharto, keberadaan ABRI sebagai sebuah kekuatan sosial politik digugat oleh banyak pihak. Mereka menganggap bahwa tidak seharusnya ABRI menempati jabatan-jabatan di luar Hankam yang seharusnya menjadi porsi golongan sipil. Menurut Bilveer Singh, dalam kebanyakan masyarakat barat, peran militer pada dasarnya adalah untuk mendukung aspirasi politik masyarakat di bawah kepemimpinan sipil. Pernyataan ini didasarkan pada pendapat Samuel P. Hutington yang mengatakan bahwa mayoritas profesional militer di barat menerima kekuasaan sipil sebagai hak yang sudah semestinya ada. Oleh karena itu, ketika militer “menyimpang” dan ikut campur tangan dalam urusan sipil, maka sebagaimana dikatakan oleh Taufik Abdullah, muncul kekhawatiran yang didasarkan pada asumsi bahwa tindakan illegal telah dilakukan. Pemikiran yang menempatkan militer sebagai kekuatan yang mendukung sipil untuk menjalankan urusan yang menjadi “bagiannya” tidak sepenuhnya diterapkan di negara-negara dunia ketiga termasuk Indonesia. Kajian-kajian yang memperlihatkan intervensi militer dalam bidang politik menunjukkan bahwa kepentingan militer dan krisis yang dihadapi suatu negara mendorong militer ikut campur tangan dalam urusan sipil. Hal itu bisa dilihat dari kajian yang dikemukakan oleh Harol Crouch , Amos Perlmutter , Finer maupun Claude Welch. Kajian mereka memperlihatkan bahwa intervensi militer dalam segala bidang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Intervensi militer dalam bidang politik tidak dapat dipisahkan dengan penguasaan militer dalam bidang lain seperti bidang ekonomi.
dc.formatapplication/pdf
dc.language.isoeng
dc.publisherFaculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada
dc.relation.urihttps://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/765/610
dc.rights['Copyright (c) 2012 Julianto Ibrahim', 'http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0']
dc.subjectnan
dc.titleMiliter Dan Kapitalisme Ersatz: Bisnis ABRI Pada Masa Orde Baru
dc.typeArticle
dc.identifier.oaioai:jurnal.ugm.ac.id:article/765
dc.journal.info['Humaniora; Vol 14, No 3 (2002); 286-294', '2302-9269', '0852-0801']


This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record