A CAUSAL RELATIONSHIP BETWEEN QUALITY MANAGEMENT PRACTICES, SUPPLY-CHAIN PRACTICES, DEMAND-CHAIN PRACTICES, AND COMPANY PERFORMANCE: EVIDENCE FROM THE INDONESIA’S OIL AND GAS INDUSTRY
Abstract
Studi ini mengembangkan suatu hubungan kausal antara lima konstruk penelitian QualityManagement Practices (QMP), Supply-Chain Practices (SCP), Demand-Chain Practices (DCP), CompanyPerformance (Value-Gain Performance atau VGP dan Monetary-Gain Performance atau MGP) denganmenggunakan Structural Equation Modeling (SEM)—studi kasus pada industri migas di Indonesia. Modelkonseptual penelitian ini merupakan kolaborasi dari berbagai penelitian sebelumnya yang terkait denganenam dimensi praktik manajemen kualitas berbasis Deming’s 14 points sebagai variabel independen,manajemen rantai pasokan yang terintegrasi (sektor hulu dan sektor hilir migas) sebagai variabel mediator,dan kinerja perusahaan (non keuangan dan keuangan) sebagai variabel dependen.Berdasarkan model struktural akhir menunjukkan paraktik manajemen kualitas (QMP) memilikipengaruh positif lebih besar ke praktik rantai pasokan (SCP) daripada ke praktik rantai permintaan (DCP).QMP berpengaruh langsung ke kinerja non keuangan perusahaan (VGP) dan tidak berpengaruh langsungke kinerja keuangan perusahaan (MGP). QMP juga berpengaruh tidak langsung ke MGP melalui SCP,DCP, dan VGP. DCP berpengaruh langsung lebih besar ke VGP daripada ke MGP, sedangkan SCP hanyaberpengaruh langsung ke VGP. Hasil hubungan kausal antar lima konstruk penelitian memberikangambaran bahwa perusahaan migas di Indonesia perlu mempertimbangkan kinerja non keuangan (VGP)untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan (MGP). Sebagai contoh kaitannya dengan ketepatanwaktu pasokan dan dsitribusi merupakan faktor kunci untuk perbaikan secara sistemik.Hasil model struktural akhir didukung oleh nilai X2/df, GFI, AGFI, CFI, RMR, RMSEA, P, ECVIyang secara simultan menunjukkan the best fit to the data. Hasil ini memberikan kontribusi bahwa modelpenelitian ini sangat berpotensi untuk dilakukan studi replikasi baik untuk industri manufaktur maupunjasa. Penelitian berikutnya perlu membuktikan persamaan dan perbedaan antara industri manufaktur danjasa melalui model struktual dari industri migas di Indonesia. Bagi pihak manajemen perusahaan migas diIndonesia, hasil penelitian ini bisa digunakan untuk membuat skala prioritas perbaikan terpadu. Sebagaicontoh dengan penerapan UU Migas yang baru UU (Nomor 22/2001), bagaimana suatu perusahaan migasmampu mengoptimalkan perannya (sektor hulu atau sektor hilir atau kombinasi keduanya) denganmenyeimbangkan orientasi kebijakan peningkatan kinerja berbasis non keuangan (VGP) dan keuangan(MGP) secara simultan.Keywords: Quality Management Practices, Supply-Chain Practices, Demand-Chain Practices, Value Gain Performance, and Monetary Gain Performance
Date
2006-01-10Author
Ciptono, Wakhid Slamet
Metadata
Show full item recordURI
https://jurnal.ugm.ac.id/jieb/article/view/6494http://digilib.fisipol.ugm.ac.id/repo/handle/15717717/26953