Dinamika Sosial Ekonomi Nelayan Kampung Wuring di Pesisir Utara Flores
Abstract
Studi ini membahas kontestasi perebutan sumber daya di kalangan nelayan Kampung Wuring, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur, melalui perspektif historis dan observasi lapangan, dan menjelaskan bagaimana terjadinya resistensi yang dilakukan oleh para nelayan kecil kepada nelayan yang menguasai sarana produksi penangkapan ikan. Wuring mulanya merupakan tempat persinggahan pelaut Suku Bajo sejak abad ke-17, yang semakin masif terjadi dengan migrasi suku-suku lain, dan secara administratif diperkenankan menjadi perkampungan pada masa pemerintahan feodal Raja Don Thomas Ximenes da Silva. Introduksi alat tangkap modern pada era Orde Baru menyebabkan terjadinya konsentrasi kepemilikan sarana produksi yang kemudian selanjutnya memunculkan relasi patron-klien, masalah hutang, hingga anak putus sekolah. Resistensi yang muncul dari para nelayan miskin tampak dalam mabuk-mabukkan, tawuran, hingga usaha melakukan mobilitas sosial naik dengan ikut serta menjadi tukang kampanye dalam perhelatan pemilihan legislatif dan kepala daerah tempatan.
Date
2021-11-14Author
De Porres, Martin Elvanyus
Metadata
Show full item recordURI
https://jurnal.ugm.ac.id/paradigma/article/view/65587http://digilib.fisipol.ugm.ac.id/repo/handle/15717717/30222
