dc.contributor.author | Kainakaimu, Ferdinandus | |
dc.date.accessioned | 2025-09-23T10:30:51Z | |
dc.date.available | 2025-09-23T10:30:51Z | |
dc.date.issued | 2016-07-14 00:00:00 | |
dc.identifier.issn | - | |
dc.identifier.uri | https://jurnal.ugm.ac.id/populasi/article/view/12128 | |
dc.identifier.uri | http://digilib.fisipol.ugm.ac.id/repo/handle/15717717/33033 | |
dc.description.abstract | Health condition in Bolaang Mongondow District specialy is categorized low compared to other more advanced regions. By using qualitative methods, this article clarifies poor families’ access to healthcare in Bolaang Mongondow and identifying internal and external difficulties in accessing one. The informants are categorizedas providers and clients of healthcare, specially poor families holding Askeskin (health insurance program for poor people) card that have experience in accessing healthcare in puskesmas (community health center). The result indicates that 1)poor family’s access to healthcare in Bolaang Mongondow is not yet optimum. When they were ill, the Askeskin holders should decide either to take care of themselves or seek for medical treatment from private hospitals. Ironically, some rich people get the Askeskin card also. The poor families sometimes were charged additional fees to cover such healthcare as childbearing and maternal and infant healthcare; 2) internal factors in accessing the healthcare (from Askeskin card holders themselves) and external factors that came from the providers of healthcare in giving services to poor families.Kondisi kesehatan di Kabupaten Bolaang Mongondow tergolong rendah dibandingkan dengan daerah lainnya. Dengan menggunakan metode kualitatif, artikel ini menjelaskan akses keluarga miskin terhadap layanan kesehatan di Kabupaten Bolaang Mongondow dan mengidentifikasi kesulitan internal dan eksternal ketika mengaksesnya. Informan adalah penyedia layanan dan kliennya, khususnya keluarga miskin pemegang Askeskin (program asuransi kesehatan untuk orang miskin). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) akses keluarga miskin terhadap kesehatan di Bolaang Mongondow belum optimal. Ketika mereka sakit, pemegang Askeskin harus memutuskan apakah mengobati sendiri atau berobat rumah sakit swasta. Ironisnya, beberapa orang kaya mendapatkan kartu Askeskin juga. Keluarga miskin kadang-kadang dibebani biaya tambahan untuk menutup kesehatan, seperti kesehatan melahirkan anak dan ibu dan bayi. 2) Faktor internal dalam mengakses pelayanan kesehatan (dari pemegang kartu Askeskin) dan faktor eksternal yang berasal dari penyedia layanan kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin keluarga | |
dc.format | application/pdf | |
dc.language.iso | eng | |
dc.publisher | Center for Populatioan and Policy Studies Universitas Gadjah Mada | |
dc.relation.uri | https://jurnal.ugm.ac.id/populasi/article/view/12128/8894 | |
dc.rights | Copyright (c) 2016 Jurnal Populasi | |
dc.subject | ['kemiskinan, kesehatan, kependudukan, pelayanan kesehatan, kebijakan', 'kemiskinan, kesehatan, pelayanan kesehatan, papua, bolaang mangondow'] | |
dc.title | Masyarakat Miskin dan Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Bolaang Mongondow | |
dc.type | Article | |
dc.identifier.oai | oai:jurnal.ugm.ac.id:article/12128 | |
dc.journal.info | ['Populasi; Vol 22, No 1 (2011): Juni; 19-37', '2476-941X', '0853-0262'] | |