Mungkinkah Good Governance Terwujud di Era Otonomi Daerah?
dc.contributor.advisor | - | id |
dc.contributor.author | MONOYASA, I Wayan | id |
dc.date.accessioned | 2020-02-19T08:40:31Z | |
dc.date.available | 2020-02-19T08:40:31Z | |
dc.date.issued | 31-12-2000 | id |
dc.identifier.isbn | - | id |
dc.identifier.uri | http://digilib.fisipol.ugm.ac.id/repo/handle/15717717/10354 | |
dc.description.abstract | pelaksanaan otonomi daerah secara segera dan seluas-luasnya diyakini lebih menjamin segera terwujudnya demokratisasi pemerintahan yang menyejahterakan seluruh/sebanyak-banyaknya lapisan masyarakat. Apalagi jika dihadapkan secara dikotomis dengan praktik pola sentralistik di masa lalu yang memarjinalisasi kesetaraan harkat dan rasa keadilan dan sebagian besar lapisan/komponen rakyat, maka percepatan pelaksanaan otonomi daerah memiliki legitimasi/justifikasi politik danmoral yang sangat kuat. Otonomisasi tersebut terbukti mampu memberikan tingkat kesejahteraan material/immaterial yang jauh lebih berkualitas dibandingkan dengan negara-negara yang tidak demokratis atau berdemokrasi setengah hati. Dengan demikian, otonomisasi/demokratisasi pemerintahan bersifat linear terhadap terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) dan meningkatnya kualitas kesejahteraan rakyat. | id |
dc.language.iso | id | id |
dc.publisher | - | id |
dc.subject | Good Governance | id |
dc.subject.ddc | 351 Mon m | id |
dc.title | Mungkinkah Good Governance Terwujud di Era Otonomi Daerah? | id |
dc.type | Artikel | id |
dc.description.keywords | Good Governance | id |
dc.description.pages | 5 hlm. | id |
This item appears in the following Collection(s)
-
Article
Material for original research or scientific investigation